Sabtu, 22 Mei 2010

Herbal, Warisan Sehat sejak Lampau

Meski menjadi salah satu "gudang" herbal dunia, nyatanya di Indonesia obat tradisional belum dipandang sejajar dengan obat modern. Selain itu, belum banyak dokter yang membuka praktik pengobatan herbal. Obat tradisional juga belum diintegrasikan dengan pelayanan kesehatan nasional.

Menurut Dr Amarullah H Siregar, saat ini masyarakat masih memiliki paradigma berobat. "Setiap ada keluhan langsung diobati, namun akar masalahnya tidak dicari. Paradigma kita seharusnya diubah, bukan berobat tapi minta disembuhkan," paparnya dalam seminar "Sehat dengan Herbal" yang diadakan oleh Deltomed, di Jakarta, Rabu (19/5/2010).

Ia menambahkan, obat-obatan modern lebih banyak bertujuan untuk mengobati gejala penyakitnya, tetapi tidak menyembuhkan sumbernya. Berbeda halnya dengan pengobatan herbal yang memiliki pendekatan holistik antara tubuh, pikiran, dan jiwa.

Jumat, 21 Mei 2010

Pentingnya Labu Siam di Saat Hamil

Meskipun bentuknya tidak eksotis, labu siam banyak manfaatnya bagi kesehatan manusia. Sayuran yang murah harganya ini merupakan makanan sehat buat jantung, mampu menangkal kanker, dan sangat baik bagi wanita hamil.

Labu siam pertama kali ditemukan oleh Patrick Browne di Jamaika pada tahun 1756. Jenis tanaman ini banyak ditanam di kawasan Filipina, Malaysia, dan Indonesia. Di Meksiko, tanaman labu siam tidak hanya dimanfaatkan buahnya sebagai sayuran, umbinya juga sebagai bahan pangan sumber karbohidrat.
Labu siam bukanlah sayuran asing bagi sebagian besar penduduk Indonesia. Labu siam dikenal dengan beberapa sebutan, seperti labu jipang (Jawa Tengah), manisah (Jawa Timur), serta waluh siam (Jawa Barat). Di dunia internasional, sayuran ini disebut chayote.

Dalam kehidupan sehari-hari, labu siam dikenal sebagai sayuran buah yang menyehatkan. Buahnya bisa dimasak sebagai lalapan, sayur lodeh, oseng-oseng, atau sayur asam. Pucuk batang dan daun mudanya biasa dibuat lalap atau sayuran lainnya. Labu siam (Sechium edule Sw) merupakan tanaman yang termasuk dalam famili Cucurbitaceae. Tanaman ini termasuk tanaman merambat yang dapat tumbuh pada tanah dataran tinggi maupun dataran rendah, tanpa banyak memerlukan perawatan khusus.

Kamis, 20 Mei 2010

Aman Mengolah Tanaman Herbal

Herbal tersedia dalam bentuk segar dan kering. Bagian tanaman yang digunakan beragam, mulai dari akar, rimpang, batang, daun, bunga, hingga buah. Agar sari pati dan kandungan senyawa yang berkhasiat di dalam tanaman bisa dimanfaatkan, bagian tumbuhan obat ini harus diolah terlebih dahulu.

Ada beberapa teknik mengolah tanaman obat, yaitu dengan cara merebus, menyeduh, dan membuatnya sebagai serbuk. Dalam buku Herbal Indonesia Berkhasiat, Bukti Ilmiah & Cara Racik, terbitan Trubus, disebutkan ketika merebus bahan herbal, pemakaian wadah penting untuk diperhatikan. Wadah dari besi dan alumunium tidak disarankan karena racun yang dikeluarkan bahan tersebut bisa mencemari ramuan yang sedang dibuat.

Alat untuk merebus yang dianjurkan adalah yang anti karat, tanah liat, kaca, atau email. Cara pengolahan kedua adalah dengan cara menyeduh, yakni herba dicampur dengan air panas tanpa proses pemasakan. Ini biasanya digunakan untuk konsumsi herba asal bunga, contohnya rosella dan daun segar.

Rabu, 27 Januari 2010

Sarang semut obat 1001 penyakit


Tanaman obat yang akan dibahas sekarang adalah sarang semut, sudah pada tahu kan?
Sarang semut dengan nama ilmiah myrmecodia pendans merupakan tanaman yang didalamnya digunakan sebagai sarang semut. Didalamnya terdiri dari labirin yang digunakan semut sebagai liang untuk melakukan aktivitasnya. Sarang semut diperkenalkan pertama kali dipedalaman papua yang biasa digunakan sebagai obat oleh warga setempat, seperti suku-suku di bagondinin dan tolikara. Tanaman ini diolah sebagai bubur dan juga sebagai minuman dengan tujuan untuk meningkatkan imunitas tubuh. Selain itu banyak juga yang menggunakan sebagai obat untuk berbagai penyakit dalam.

Khasiat herbal yang dimiliki ditandai dengan kandungan zat-zat aktif seperti antioksidan, polifenol, dan glikosida yang terkandung didalamnya. Ketiga zat ini sangat membantu tubuh manusia untuk mengontrol beragam penyakit maut. Salah satunya sebagai imunostimulan untuk menambah kekebalan tubuh. Secara teknis zat imuno stimulan akan membantu dan melindungi sel-sel tubuh agar dapat menjalankan pekerjaan dengan baik. Bila sel berfungsi baik maka penyakit gangguan sel bisa dicegah dan diobati. Penyakit gangguan sel yang paling sering diterima tubuh adalah kanker.

Pada semut sendiri antioksidan berperan sebagai zat penting untuk proses pembentukan koloni. Selain itu juga sebagai benteng bagi tempat penyimpanan telur dari penyakit. Pada semut khasiat yang muncul kemungkinan besar berasal dari kelenjar liur semut yang berinteraksi dengan tanaman dan beberapa mikroba lainnya. Selain mencegah dan mengobati kanker, sarang semut juga efektif membantu penyembuhan berbagai macam penyakit gangguan jantung, ambeien, rematik, stroke, maag, gangguan fungsi ginjal dan prostat. Bahka pegal linu, melancarkan ASI, migren, melancarkan pembuluh darah, liver, dan meningkatkan gairah seksual. Ditambah lagi kandungan herbal yang dimiliki bisa menghambat enzim xantin oksidase yang bisa memicu asam urat dan radikal bebas.

Bagi penderita diabetes tanaman ini juga menjadi salah satu alternatif yang patut untuk dicoba. Alasannya kandungan zat yang dihasilkan semut akan menetralisir kadar gula dalam darah. Secar logika ini dimungkinkan sebab gula menjadi salah satu makanan semut dan dipastikan kandungan antibodi yang dimiliki terhadap senyawa gula sangat lengkap. Jadi lawan gula secara alami dengan zat yang dimiliki oleh semut lewat sarangnya. Sebab meski memakan gula, semut tidak terkena diabetes.

Minggu, 24 Januari 2010

Keji Beling untuk Mengobati Kencing Batu


Obat herbal kali ini adalah keji beling untuk mengobati kencing batu. Seperti biasa sebelum membahas lebih lanjut saya akan mendeskripsikan dulu tentang keji beling biar tidak salah tanaman.
Keji beling merupakan tanaman obat yang tumbuh pada ketinggian 50-1200 m dpl dan tumbuh baik ditanah liat. Tumbuh liar dihutan, di pinggiran sungai maupun sebagai tanaman hias atau tanaman obat keluarga. Keji beling berupa perdu tegak, tinggi 0,5-1 m, bunganya mekar dimalam hari. Percabangan dengan tunas menjalar di bawah tanah. Daun tunggal dengan pangkal yang runcing (1)
Keji beling merupakan obat herbal yang biasa digunakan masyarakat untuk mengobati disentri, ambeien, kencing tidak lancar, kencing batu, kencing nanah, raja singa, dan menghentikan perdarahan.
Keji beling mngandung polifenol, saponin, alkaloid, kalium, dan kalsium. Selain itu ditemukan juga kumarin, flavonoid, iridoid, triterpen, dan sterol (2)
Pada jenis yang lain, Clerodendrum inerme terdapat senyawa inerminosida A dan inerminosida B.
Dari hasil penelitian menunjukkan daun keji beling mampu melarutkan garam kalsium dan magnesium batu ginjal (2)
Cara pemakaian :
Untuk Pengobatan kencing batu.
Daun keji beling 8 lembar, dicuci, dan dipotong-potong seperlunya.
direbus dengan air bersih 3 gelas, sehingga hanya tinggal kira-kira ¾ nya.
Setelah dingin disaring dan diminum dengan madu seperlunya 3X sehari ¾ gelas.

Referensi
1. Backer & Bakhuizen. Flora of Java. Groningen : N.V.P Noordhoof
2. UGM. Tumbuhan Obat II



Jumat, 22 Januari 2010

Daun Jambu Biji (psidii Folium) sebagai Obat Diare


Obat herbal yang akan dibahas kali ini adalah daun jambu biji (psidii Folium) sebagai obat diare, yang telah dikenal luas dimasyarakat. Tapi tidak ada salahnya kita membahas kembali.

Saya rasa anda pasti tahu daun jambu biji, kalau belum tahu saya akan mendeskripsikan sedikit mengenai daun jambu biji. Daun tunggal, bertangkai pendek, helai daun berbentuk bundar telur agak menjorong atau bulat memanjang, pinggir daun rata agak menggulung ke atas, permukaan atas agak licin, waran hijau agak kelabu dan bertulang menyirip.

Efek farmakologi
Hasil penelitian menunjukkan, ekstrak air daun jambu biji memiliki efek antidiare melalui 3 aktivitas yaitu antiamuba, antibakteri dan antispasmodik. Ekstrak etanol daun jambu biji juga menunjukkan aktivitas antibakteri terhadap enterobakteria. Ekstrak air, ekstrak heksan dan ekstrak metanol daun jambu biji semuanya menunjukkan aktivitas spasmolitik invitro.
Ekstrak etanol daun jambu biji menghambat kontraksi spontan ileum dan menghambat sekresi asetilkolin lambung. Kandungan kuersetin, dan glikosida kuersetin dalam daun jambu biji terbukti menghambat kontraksi ileum melalui efek antagonistik kalsium.

Cara penggunaan
Ambil daun 2,5-4,5 g (daun kering) atau 15-30 (daun segar), lalu direbus dan diminum.
Sebenarnya masih banyak obat herbal yang digunakan untuk mengobati diare seperti daun salam dan sambiloto yang insyaallah akan kita bahas nanti.

Referensi
Depkes RI, Materi Medika Indonesia jilid 1.
Depkes RI, Acuuan Sedian Herbal.
 

Site Info

Followers

Obat Herbal Indonesia Copyright © 2009 Blogger Template Designed by Bie Blogger Template